Sholat Idul Fitri Warga Perumahan Wirasana Indah Purbalingga 113 H/2022 M
 |
| Khotbah selepas sholat Idul Fitri dengan khatib Mas Lukman |
Pada hari Senin(2/05), bertepatan dengan 1 Syawal 1443 H, warga Perumahan Wirasana kembali menggelar sholat berjamaah di Masjid Al-Ikhlas Wirasana. Pada tahun sebelumnya, sholat Idul Fitri diselenggarakan di tempat masing-masing, seperti warga RT 01 RW 06 Perumahan Wirasana yang memilih di Masjid An-Nur.
Yonianto, selaku ketua takmir masjid juga menyatakan permintaan maafnya karena di masjid Al-Ikhlas tahun lalu tidak terselenggara sholat Idul Fitri berjamaah. Di samping itu beliau juga melaporkan pemasukan keuangan infaq selama ini dan menyampaikan harapannya agar ke depan warga masyarakat perumahan Wirasana bisa lebih memakmurkan masjid tersebut.
Selaku imam dalam sholat Idul Fitri tersebut adalah Bapak Suranto, serta sebagai khatibnya Mas Lukman, alumni UIN Saizu (IAIN Purwokerto sebelumnya).
Dalam khotbahnya, Lukman menyampaikan bahwa lebaran berasal dari kata lebar, yang artinya selesai. Ada berbagai ucapan doa yang bisa diucapkan seperti "taqabbalallahu minna wa minkum" yang artinya semoga Allah menerima (amal ibadah Ramadhan) kita, dan juga doa lain seperti "ja`alana Allah wa iyyakum min al-`aidin wa al-faizin" yang artinya semoga Alllah menjadikan kita termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang beruntung atau menang.
Sebuah doa yang berisi harapan mendalam agar setelah melakukan serangkaian ibadah di bulan Ramadhan, agar kita benar-benar kembali suci dan beruntung mendapatkan kemenangan dengan predikat orang yang bertaqwa.
Dalam khotbah tersebut, juga disampaikan tradisi mudik, yang bukan saja sekedar pulang tetapi dimaknai dalam dimensi lain yang tak terukur. Komunikasi yang dilakan lewat virtual seperti WA, zoom, gmeet, dan temu virtual lainnya tidaklah dapat menggantikan pertemuan secara langsung. Mudik juga berarti kembali ke pangkuan orang tua, yang dapat dimaknai bahwa kesuksesan di rantai selama ini sesungguhnya tidak pernah terlepas dari perjuangan orang tua.
Acara selanjutnya adalah berjabat tangan sesama warga. Rasa haru dan bahagia terpancar pada wajah jamaah setelah tahun lalu tidak bisa melakukan kegiatan serupa.
Selepas melaksanakan sholat Idul Fitri, warga perumahan melakukan kunjungan ke rumah-rumah secara bergantian, khususnya menemui tetangga atau tetua yang tidak bisa berangkat ke masjid.
Semoga keberkahan melimpah kepada semua, dan terus terjaga untuk melakukan perbaikan terus-menerus dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Beberapa dokumentasi kegiatan Idul Fitri 1 Syawal 1443 H.
.jpeg "Sholat Idul Fitri Warga Perumahan Wirasana Indah Purbalingga 1443 H/ 2022 M")
Yonianto, selaku ketua takmir masjid juga menyatakan permintaan maafnya karena di masjid Al-Ikhlas tahun lalu tidak terselenggara sholat Idul Fitri berjamaah. Di samping itu beliau juga melaporkan pemasukan keuangan infaq selama ini dan menyampaikan harapannya agar ke depan warga masyarakat perumahan Wirasana bisa lebih memakmurkan masjid tersebut.
Selaku imam dalam sholat Idul Fitri tersebut adalah Bapak Suranto, serta sebagai khatibnya Mas Lukman, alumni UIN Saizu (IAIN Purwokerto sebelumnya).
Dalam khotbahnya, Lukman menyampaikan bahwa lebaran berasal dari kata lebar, yang artinya selesai. Ada berbagai ucapan doa yang bisa diucapkan seperti "taqabbalallahu minna wa minkum" yang artinya semoga Allah menerima (amal ibadah Ramadhan) kita, dan juga doa lain seperti "ja`alana Allah wa iyyakum min al-`aidin wa al-faizin" yang artinya semoga Alllah menjadikan kita termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang beruntung atau menang.
Sebuah doa yang berisi harapan mendalam agar setelah melakukan serangkaian ibadah di bulan Ramadhan, agar kita benar-benar kembali suci dan beruntung mendapatkan kemenangan dengan predikat orang yang bertaqwa.
Dalam khotbah tersebut, juga disampaikan tradisi mudik, yang bukan saja sekedar pulang tetapi dimaknai dalam dimensi lain yang tak terukur. Komunikasi yang dilakan lewat virtual seperti WA, zoom, gmeet, dan temu virtual lainnya tidaklah dapat menggantikan pertemuan secara langsung. Mudik juga berarti kembali ke pangkuan orang tua, yang dapat dimaknai bahwa kesuksesan di rantai selama ini sesungguhnya tidak pernah terlepas dari perjuangan orang tua.
Acara selanjutnya adalah berjabat tangan sesama warga. Rasa haru dan bahagia terpancar pada wajah jamaah setelah tahun lalu tidak bisa melakukan kegiatan serupa.
Selepas melaksanakan sholat Idul Fitri, warga perumahan melakukan kunjungan ke rumah-rumah secara bergantian, khususnya menemui tetangga atau tetua yang tidak bisa berangkat ke masjid.
Semoga keberkahan melimpah kepada semua, dan terus terjaga untuk melakukan perbaikan terus-menerus dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Beberapa dokumentasi kegiatan Idul Fitri 1 Syawal 1443 H.
Sambutan Ketua Takmir Masjid Al-Ikhlas
Berjabat tangan setelah sholat Idul Fitri
Foto bersama Lurah Wirasana dan warga
Warga Rt 01 Rw 06 Perumahan Wirasana Indah Purbalingga
Post a Comment